Hi Mom...
Setelah jadi orangtua dan punya anak, saya dan suami mulai belajar cari sekolah yang layak sesuai budget. Biasanya yang kita lihat kurikulum, lokasi, bangunan dan fasilitasnya apa saja.
Kita bisa melakukan pilihan seperti ini karena tinggal di kota besar misalnya dan punya biaya untuk sekolah di tempat yang kita pilih.
Tapi akses terhadap pendidikan yang layak masih menjadi tantangan besar bagi anak-anak yang tinggal di daerah pedalaman Indonesia. Hal ini berbanding terbalik dengan anak-anak yang tinggal di kota besar. Mereka bisa dengan mudah mendapatkan akses untuk pendidikan.
Beragam tantangan yang dialami anak-anak di wilayah pedalaman, salah satu kendala utama adalah sulitnya akses transportasi ke sekolah-sekolah yang sering kali berada jauh dari tempat tinggal mereka.
"Ebib Sandro Mandro dan istri. Foto: IG Ebib.jpeg" |
Ebib Sandro Mandro tidak tinggal diam melihat fenomena ini. Di tengah tren banyak anak muda yang berbondong-bondong menuju kota besar untuk mengejar karir, Ebib memilih jalur yang berbeda.
Ia memutuskan untuk menetap di pedalaman Riau, khususnya di desa Dusun Talang Tanjung Kampung Muaro, Desa Siambul, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Tujuannya adalah membantu anak-anak di wilayah itu mendapatkan akses pendidikan.
Walaupun pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai kebijakan dan program untuk mengatasi kesenjangan ini, termasuk pengiriman guru melalui program guru garis depan dan pembangunan infrastruktur pendidikan.
Namun, upaya tersebut belum cukup untuk menutupi semua kebutuhan anak-anak di wilayah pedalaman yang pada akhirnya banyak sekolah di pedalaman tidak terpelihara dan terabaikan oleh pemerintah.
Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, masih ada ribuan anak di berbagai wilayah pedalaman yang belum terjangkau oleh layanan pendidikan yang memadai.
Pada usia 24 tahun, Ebib memutuskan untuk menjalani peran sebagai pendidik bagi anak-anak dari suku terasing, yaitu Talang Mamak, yang tinggal di daerah tersebut. Mimpi Ebib adalah memberikan wawasan dan pengetahuan kepada anak-anak agar mereka bisa mengikuti perkembangan zaman dengan lebih baik.
Sekolah anak-anak Suku Talang Mamak
"Sekolah anak-anak Suku Talang Mamak. Foto: Antara.jpeg" |
Ebib mulai mengajar di Sekolah Dasar yang baru didirikan pada akhir tahun 2018 oleh Yayasan Dompet Dhuafa. Meski saat itu sekolah ini memiliki keterbatasan, semangatnya untuk memberikan bekal ilmu kepada anak-anak menjadi pendorong yang kuat.
Perjuangan Ebib tidaklah mudah. Ia harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk masyarakat suku Talang Mamak yang tidak selalu mendukung usahanya dalam mendidik anak-anak di sana. Meskipun begitu, cita-cita anak didiknya menjadi sumber energi besar bagi Ebib untuk memajukan anak-anak suku Talang Mamak.
Salah satu sumber energi yang dimiliki ayah satu orang putra ini adalah kalimat yang selalu diingatnya yaitu “tidak apa-apa rumah ini jelek, asal isinya sarjana semua.” Frasa ini menjadi moto yang memacu semangat anak-anak dan orang tua di Suku Talang Mamak untuk meraih kemajuan di pedalaman mereka.
Masalah ekonomi sering menjadi hambatan dalam proses pembelajaran di daerah ini, namun Ebib terus memotivasi bahwa semua masalah ini bisa diatasi. Melihat semangat orang tua dalam memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak mereka, Ebib tetap bersemangat dalam perjuangannya.
"Sekolah anak-anak Suku Talang Mamak. Foto: Antara.jpeg" |
Anak-anak di pedalaman tersebut semakin termotivasi untuk belajar, dan orang tua mereka pun semakin sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Dengan bantuan Ebib, anak-anak di pedalaman ini sekarang bisa membaca dan menulis, meningkatkan pengetahuan mereka.
Dengan dukungan berbagai pihak yang membantu infrastruktur pendidikan di pedalaman Riau, harapan Ebib untuk memberikan pendidikan yang lebih baik semakin mendekati kenyataan.
Dia merasa bersyukur atas banyaknya dukungan yang ia terima, yang telah memungkinkan proses belajar mengajar di daerah pedalaman tersebut dapat berjalan dengan lebih baik.
Ebib telah mencapai banyak hal dalam upayanya untuk meningkatkan pendidikan anak-anak di daerah terpencil di Riau. Dia telah berhasil mengajar anak-anak di suku Talang Mamak dan membantu mereka mencapai mimpi mereka.
Lelaki yang suka main bola ini membantu mereka memperoleh pendidikan yang layak dan memberi mereka kesempatan untuk memiliki masa depan yang lebih baik.
Ebib mendedikasikan masa mudanya untuk memberikan manfaat dan membangkitkan semangat belajar anak-anak di pedalaman Riau. Ia percaya bahwa apa yang ia lakukan sekarang harus terus dilanjutkan untuk kemajuan anak-anak Indonesia.
“Saya berterima kasih kepada Dompet Dhuafa Riau karena telah memberi kesempatan untuk mengajar dan membantu anak-anak di daerah terpencil Riau. Saya berharap dapat terus membantu anak-anak di wilayah terpencil Riau dan memberi mereka peluang untuk hidup lebih baik,” kata Ebib.
Apresiasi dari ASTRA
Lelaki yang suka naik motor ini terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak di Suku Talang Mamak meskipun menghadapi banyak kesulitan. Ia terus bekerja sama dengan Dompet Dhuafa Riau untuk membangun sekolah dan menawarkan pendidikan gratis kepada anak-anak di wilayah terpencil.
"Ebib Sandro Mandro dapat penghargaan dari ASTRA. Foto: ASTRA.jpeg" |
"Ebib Sandro Mandro dan putranya. Foto: IG Ebib.jpeg" |
Komentar
Posting Komentar