Hi Mom...
Kali ini pingin cerita borongan karena kan jarang-jarang kakak beradik berjumlah enam orang ini kumpul bareng, lengkap dengan keluarga masing-masing.
Kejadian langka kayak gini terjadi di akhir bulan Juli 2023. Resmi sudah rumah masa kecil dan dewasa kami di Komplek Duta Indah-Pondok Gede, Bekasi menjadi milik orang lain.
Sedih karena hanya rumah ini yang dulu menyatukan ke enam orang anak mami dan bapak sebelum keduanya meninggal. Tapi ya lebih baik di jual karena semua sudah berkeluarga dan punya rumah.
"Nomer rumah kenangan.jpeg" |
"Ruang les mami yang juga kena banjir.jpeg" |
"Rumah kami tampak depan.jpeg" |
Yang lebih bikin bahagia lagi (dan gw yakin kedua orang tua kami pasti juga bahagia melihatnya) untuk pertama kalinya kita bisa menginap ramai-ramai di sebuah villa di Cisarua puncak.
Memang belum semuanya berkumpul, kayak Dimas adik bungsu gw dan keluarganya karena satu dan lain hal gak bisa ikutan menginap. Begitu juga dengan dua orang keponakan yang ada urusan kantor di luar kota.
Konvoi Rame-rame 29 Juli 2023
Karena di puncak ada aturan ganjil genap, kita berencana pergi pagi sekitar pukul 5 setelah sholat shubuh, apalagi vila bisa cek in pukul 7 pagi. kakak dan adik-adik ada 4 orang yang tinggal satu komplek di Duta Indah, satu lagi tinggal di arah Tambun Bekasi.
Kebetulan hanya keluarga gw yang tinggal di Jakarta dan plat mobil genap di tanggal ganjil itu, jadi kita berencana sholat shubuh di jalan atau di rest area Sentul tempat kita ketemu dengan keluarga besar sebelum jalan bareng ke Cisarua.
OOT kita selalu baca ini sebelum yang Insya Allah bakalan melindungi kita di jalan. Bismillâhi tawakkaltu 'alallâhi wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil 'adhîm. Artinya: “ Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah.”
Gimana gak merasa aman karena ada 3 Malaikat yang akan jaga kita selama di Jalan dan kembali ke rumah. Nah Kali ini sekali lagi kita sekeluarga diselamatkan sama doa ini, kejadiannya saat yang lain telat sampai di rest area Sentul dengan terpaksa kita duluan jalan ke puncak biar lolos dari razia ganjil genap.
Saat itu baru pukul 6.15 tapi di jalanan arah Cisarua puncak ternyata sudah mulai macet dan banyak yang menawarkan untuk ikut masuk ke mobil, tujuannya buat anter kita ke jalan alternatif biar gak kena tilang ganjil genap.
Panik dong kita padahal kalau info dari gugel ganjil genap mulainya jam 7 pagi. Kita takut kalau orang-orang ini bakal nyesatin atau apalah di jalan yang gak kita kenal.
Akhirnya kita memutuskan untuk jalan terus karena di depan kita banyak mobil-mobil bernomer genap yang tetap jalan. Tentunya kita bertiga di mobil baca doa yang gw tulis di atas berulang-ulang, sampai akhirnya suami gw bilang "Kita sudah lewat pos ganjil genap nih,".
Kita lihat pak polisinya ada yang sibuk main hape, ada ngobrol ber empat tapi duduknya memunggungi jalan. Ya Allah kita lolos, selamat gak kena semprit atau kita dibohongi orang-orang yang mau nunjukin jalan tadi ya kalau ganjil genap sebetulnya belum mulai? wallahualam, yang pasti kita harus hati-hati sama orang asing yang mau masuk di mobil kita.
Villa Maharani
"Villa Maharani.jpeg" |
Untuk kumpul perdana Villanya lumayan lah, ada 4 kamar (dua di atas, dua di bawah) tapi kamar mandi yang bisa dipakai hanya 2 ternyata. Selain parkiran luas bisa memuat 5-6 mobil, Ada mushola, taman, kolam renang anak dan dewasa, bilyard, alat untuk barbeque, Aqua galon dan dapur yang kumplit.
"Nayla berenang bareng sepupu dan tante.jpeg" |
"Daffa & Atha.jpeg" |
"Nayla & Mama Elly.jpeg" |
"Sebagian makanan di Villa.jpeg" |
Kelayapan
Dari pagi sudah mengexplore isi villa, mati gaya juga. Sarapan, Nemenin anak-anak berenang, karokean, ngevlog, main bilyar bahkan main kartu dan catur.
Kelar makan siang dan sholat bareng sebagian sudah mulai leyeh-leyeh di kasur. Untung gw lihat adek gw dan istrinya kayaknya mau ke Curug Cilember pakai motor baru (adek gw bawa mobil dan motor pas nginap kemarin), karena gw dan adek ipar kepingin ikut dia pinjam motor mas Irvan penjaga villa.
Kondisi jalanannya ternyata curam dan belokannya tajam. Motor gw dan adek ipar sempat bikin jalanan macet wkwkwkwkwk karena gw takut ngeliat jalanan yang tinggi tanjakannya dan belokannya tajam. Kita berdua turun dari motor dan adek gw yang naikinnya motornya sampai di atas.
Singkat cerita dengan perjuangan yang buat gw lumayan berat karena harus naik tangga yang berkelok-kelok kayak gak kelar-kelar. Untunglah terbayarkan dengan air terjun mini yang airnya super dingin.
"Curug Cilember.jpeg" |
Untungnya saat turun dia sudah lihat caranya, gw juga gak harus turun dari motor. Akhirnya kita bisa pulang dengan selamat dan happy karena gak hanya sekedar bobo siang di villa ya kan.
Seperti acara pada umumnya kalau menginap rame-rame di villa, apalagi kalau bukan karokean, barbeque dan bakar jagung.
Seandainya masih ada mami sama bapak pasti dia bahagia lihat kami anak-anaknya bisa akur berkumpul bersama keluarga masing-masing di satu tempat walaupun hanya dua hari satu malam.
Pulangnya kami sempat mampir ke Cimory dan Kopi Nako Kebon Jati buat makan sore. Pemandangannya sih oke tapi antrian makanannya gila-gilaan, jadi kita beli makanan atau minuman yang antriannya sedikit.
"Makanan di Kopi Nako, Kebon Jati.jpeg" |
"Nayla & Kakak Sepupu 1.jpeg" |
"Nayla & Kakak Sepupu 2.jpeg" |
"Sebagian keluarga besar.jpeg" |
Makasih ya buat yang sudah mampir di blog ini, semoga semua tetap sehat dan jangan lupa untuk tetap memakai masker. Pandemi sudah melandai tapi udara Jakarta sedang gak baik-baik tapi yang paling penting jangan lupa untuk bahagia ya bye......
Sepupu Nayla kebanyakan cowo ya mba 😄.
BalasHapusKumpul2 begini, pastinya selalu bikin seneng. Aku jaraaaaang bisa kumpul komplit, Krn adekku ada yg di Sibolga juga, jadi susah utk ketemuan. Kalo aku sedang di Medan, eh yg di JKT ga bisa ikutan. Atau giliran yg di JKT ikut mudik ke Medan, yg di Sibolga ga bisa, atau kaminya yg ga bisa mampir sana 🤣🤣
Makanya aku bersyukur hubungan ku dengan adik2 akrab dr kecil, jadi walo terpisah gedenya, tapi kami msh rutin ngobrol di group wa.
Semuga mba dan semua sodara tetap akrab, seperti ini yaa. Krn sbnrnya hubungan akrab dengan kluarga itu berkah banget. Ga semuanya bisa begitu.
Iya bener mba 80 persen sepupunya Nayla cowok. Itulah makanya agak bingung saat ortu gak ada dan rumah harus dijual karena tidak ada yang bisa menempati dan merawat rumahnya, kita kehilangan tempat ngumpul.
Hapusuntungnya sekarang semua sudah ngumpul di satu grup wa, dan hampir semuanya tinggal satu komplek di Pondok gede. Paling hanya satu di tambun dan satu lagi (kita) di Jakarta Timur.
Aamiin semoga bisa tetap akur, biar orang tua tenang ya. Semoga keluarga besar mba Fanny juga akrab terus ya mba.
makasih sudah mampir di blog