Perhelatan akbar Asian Games baru saja usai. Sayangnya, hanya suami yang berkesempatan untuk menonton gladi resik pembukaan Asian Games.
Saya dan
Nayla tidak sempat menonton satu pun pertandingan, kita kehabisan tiket
yang sesuai bujet, kalau pun ada, saya dan suami tidak tega hanya
nonton berdua.
Karena
pertandingan yang mau kita lihat jatuh pas hari sekolah, sementara
sekolah Nayla - anak saya - tidak termasuk yang diliburkan. Tapi banyak
cara kan untuk ikut menikmati keriaan Asian Games.
Salah
satunya kita datang ke Festival Asian Games yang diselenggarakan di
sekitar Gelora Bung Karno (GBK). Selain bisa nonton bareng pertandingan
yang berlangsung di dalam melalui layar lebar yang disediakan di
beberapa zona yang diberi nama maskot Asian Games, Kaka, Athung dan Bhin
Bhin, juga ada tempat makan dan shalat.
Tangan kami bertiga yang montok punya |
Selama
Asian Games berlangsung, pemerintah memberlakukan peraturan nomer
polisi ganjil genap. Kebetulan nomer polisi mobil kami genap, sementara
tanggal hari itu ganjil, jadilah kami lewat belakang GBK dan parkir di
hotel Fairmont.
Senang juga sih, karena bisa numpang shalat dan buang air kecil tanpa harus berdesakan dan di tempat yang mewah pula hi...hi....
Selanjutkan
kami berjalan menuju pintu lima GBK. Bayangin deh kalau tidak ada acara
seperti ini, mana mau saya rela jalan siang siang bolong yang panasnya
minta ampun.
Ternyata
asiiik banget lo, jalanannya bersih, banyak pepohonan, kami memang
memakai topi bahkan anak saya pakai payung pink Hello Kittynya, tapi
begitu ada pohon rindang sepanjang jalan payung langsung disimpan.
Semula
saya pikir, mungkin karena ini jalan utama ya makanya bersih, tapi
semakin masuk ke pintu gerbang GBK kebersihan makin terlihat, memang sih
masih ada beberapa sampah yang menumpuk tapi tim kebersihannya sigap.
Kami sempat menonton bareng dengan pengunjung lain, melalui layar lebar, pertadingan sepak takraw yang akhirnya berbuah medali emas bagi tim Indonesia.
Selama menonton pertandingan beberapa petugas kebersihan membersihkan tumpahan bekas makanan.
Sepertinya
tim Kontingen kebaikan selama Asian Games berjalan dengan baik nih kata
suami saya, Nayla yang duduk di sampingnya langsung bertanya deh, "kontingen
kebaikan itu apa pa?".
Sekilas Tentang Kontingen Kebaikan
ππππ ππππ
ππππ ππππ
Ada
belasan ribu anak muda (2.000 relawan berada di Jakabaring Palembang, sisanya
11.000 di GBK Jakarta) ikut serta meramaikan ajang olah
raga bangsa Asia yang berlangsung dari tanggal 18 Agustus - 2 September
ini.
Mereka
tergabung di tim relawan #Kontingenkebaikan Danone-Aqua, melakukan
tugas mulia, memunguti sampah yang ada di luar dan di dalam arena
pertandingan.
Menurut
salah satu situs online, Kontingen Kebaikan Danone Aqua merupakan
gerakan untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia melakukan tindakan
kebaikan yang menjadi warisan nilai-nilai budaya Indonesia seperti ramah
tamah, gotong royong dan tolong menolong, sehingga dapat mengharumkan
nama bangsa di mata dunia sebagai tuan rumah yang baik.
Para relawan turun dan mengedukasi publik agar menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat sekaligus memastikan kebersihan venue.
Mobil keren ini yang keliling menyapu jalanan aspal di luar arena |
Selama
penyelenggaraan Asian Games 2018, #KontingenKebaikan melakukan berbagai
aktivitas di empat area penyelenggaraan di Jakarta, yaitu Jakarta (GBK,
Kemayoran), Bogor (Stadion Pakan Sari), dan Palembang (Jakabaring).
Di stand Danone Aqua #KontingenKebaikan
melakukan kegiatan seperti edukasi mengenai pentingnya pemilahan sampah
serta daur ulang sampah.
Saya di rumah maupun di jalan minumnya pasti Aqua, jadi tambah senang deh minuman kesayangan ini melakukan kebaikan demi lancarnya perhelatan akbar ini, apalagi Danone-Aqua sebagai sponsor resmi Asian Games.
Ketika
kami kesana 1 September 2018 lalu, saya melihat masyarakat yang hadir
(mungkin) karena melihat tempatnya bersih apalagi setiap ada sampah
pasti ada petugas yang mungutin, otomatis mereka jadi sadar sendiri
untuk mendekati petugas untuk memberikan langsung sampahnya.
Aaaah
senangnya, semoga kebiasaan ini tetap berlangsung walaupun acara sudah berakhir ya.
Saya
sempat ngobrol nih sama beberapa mahasiswa yang kebetulan lewat
beramai-ramai sambil memegang kantong plastik besar untuk tempat
sampah.
Mereka
berasal dari Politeknik STMI dan Politeknik APP yang berada di bawah
Kementerian Perindustrian yang diberi izin untuk jadi relawan selama
Asian Games 2018.
Menurut
dua cowok yang ketawa seru ketika saya ajak ngobrol, bernama Aldi dan
Kresna, mereka bagian dari 210 orang mahasiswa baru dan lama, yang
diberi kesempatan sama kampusnya untuk bergabung jadi tim relawan.
Nih si Aldi dan Kresna |
Dengan
bahagianya mereka bercerita, kalau mereka senang dan bangga jadi tim
relawan Asian Games 2018. Jangan tanya serius soal bayarannya, karena
mereka dibayar seikhlasnya, dapat konsumsi dan diantar jemput dari
kampus ke lokasi, tapi pengalaman yang mereka dapat tidak ternilai harganya.
Asik
ya, saya bilang sama Nayla, nanti kalau Indonesia disetujui untuk jadi
tuan rumah pesta olah raga dunia Olympiade 2032, kamu harus ikut jadi
bagian itu, sebagai salah satu sumbangan untuk bangsa dan negara.
Indonesia di Mata Nenek Sepuh
ππππ
Saat
berada di arena festival Asian Games, saya tidak melewatkan untuk
ikutan antri masuk ke super store tempat penjualan pernak pernik Asian
Games.
Kebetulan
suami saya kan jurnalis, saat kita antre dia melihat ada seorang ibu
yang sudah sepuh duduk di samping antrean, jadilah suami saya menemani ngobrol sang nenek yang tengah menanti cucunya yang lagi antre tiket.
"Indonesia hebat, bisa jadi tuan rumah Asian Games lagi," kata nenek yang duduk di samping Doddy, suami saya.
Nenek Emmy Setyawati |
"Waktu
Indonesia jadi tuan rumah Asian Games tahun 1962, saya juga nonton di
GBK. Tapi jauh banget bedanya dibandingkan GBK saat ini," ujar sang
nenek, yang nama lengkapnya Emmy Setyawati.
Nenek Emmy kemudian bertanya kepada suami saya, sudah berapa jumlah medali emas yang didapat kontingen Indonesia.
"Sudah 31 emas, Oma. Indonesia sekarang di posisi empat di bawah China, Jepang dan Korea,". "Wah, hebat yah Indonesia," balas Nenek Emmy antusias.
Suami
saya pun penasaran, Nenek Emmy datang ke GBK mau nonton cabang olahraga
apa. "Saya gak tahu, diajak cucu ke sini, saya mau aja. Cucu saya lagi
antre tiket dan saya disuruh tunggu di sini," katanya.
Tak
lama kemudian, ada seorang pria yang menggendong anak batita mendekati
sang nenek, memberikan sebotol minuman dingin, sambil berkata, "Oma
tunggu di sini dulu yah, saya antre tiket dulu."
Usai
pria itu pergi, suami saya langsung bertanya," Itu anak atau cucu
Oma?". "Oh itu cucu saya nomor dua. Saya punya 15 cucu dan 20 buyut dari
5 anak," jelasnya.
"Umur Oma berapa sekarang?"
"Coba tebak berapa umur Oma?" Kata sang nenek.
"70 tahun?" tebak suami saya.
"Umur saya sekarang 89 tahun," jawab Nenek Emmy.
Suami
saya kaget karena sang nenek masih bisa diajak ngobrol dan
pendengarannya juga masih bagus. "Apa resepnya, Oma, masih sehat di umur
89 tahun," tanyanya.
"Resepnya
gampang kok, Nak, saya sama suami senang bercanda. Kalau suami saya
bercerita sesuatu yang lucu, saya bisa tertawa ngakak. Tertawa itu bisa
bikin hidup sehat," jelas sang Nenek.
"Apalagi
kalau Natal, semua kumpul di rumah saya di Pondok Indah, rame, saya
senang kalau semua keluarga kumpul. Saya merasa muda lagi," kata Nenek
Emmy sambil tertawa.
Percakapan terpaksa berakhir karena antrean mulai bergerak."Saya pamit dulu Oma, semoga Oma selalu diberi kesehatan sama Tuhan," kata suami saya. Nenek Emmy kembali tersenyum.
Selama
mereka bercakap-cakap saya yang berdiri di antrian mengabadikan mereka
berdua, sementara anak saya melihat momen asik untuk mewarnai kuku
papanya (dia bawa cat kuku yang bisa dikelupas miliknya hi...hi....)
bahkan nenek Emmy memberi tips cara mewarnai kuku yang benar ahaaaay.
Semangat
nenek Emmy untuk datang ke GBK, sepertinya cocok dengan tema Asian
Games 2018, yaitu Energy of Asia. Di usia 89 Tahun, nenek Emmy masih
enerjik dan semangat untuk mendukung kontingen Indonesia.
Bonus nih, Tips Antre Yang Nyaman ala Saya
ππππππππ
Nah kalau ini sih tips ala ala saya saja, setelah kemarin antre kurang lebih 4 jam, tapi tetap kehabisan boneka maskot Asian Games, sedih banget kan ya.
Tips
buat yang masih nekat untuk antre berjam-jam di toko oleh-oleh yang hanya ada satu (untuk
ajang sekelas Asian Games), karena rencananya akan diperpanjangan hingga minggu depan,
kalau bisa sih berdua atau bertiga, jadi bisa gantian buat beli minum,
shalat, atau jalan keliling lihat seseruan di GBK.
Hafalin
orang yang antre di depan sama belakang kita, karena suka ada yang sok pasang
muka lempeng ikut antre disebelah kita, nyebelin kan, karena dia motong
2-3 jam antrean yg sudah kita kerjakan.
Kalau disuruh minggir gak mau, minta tolong sama babang Brimob yang pakai masker dan bawa senjata dijamin kabur wkwkwkwkw.
Babang Brimob |
Sambil antre pikirin
baik baik barang yang mau diambil, kalau maunya boneka maskot Asian
Games langsung masukin keranjang, plus semua barang printilan yang kira
kira menarik, habis itu berdiri di antrian kasir sambil lihat barang di
keranjang, kalau gak penting atau sudah melewati budget, minta
pasangannya buat balikin.
Hasilnya
ya seperti yang saya beli, setelah menyortir barang di keranjang yang
ternyata banyak yang gak urgent plus haus dan kaki sudah mati rasaππππ.
Apalagi masih harus jalan ke hotel Fairmont, tempat kami parkir mobil. Cape, lelah, kaki menjerit minta diurut, tapi hati bahagia karena bisa ikut merasakan euforia Asian Games walaupun dari luar arena.
Siapa kitaaaaa....... Indonesia.ππππ
Bagus ya niatnya. Kalau diperhatikan, festival lebih nyaman bila menontonnya pagi dan di hari aktif
BalasHapusternyata bangga ya kita menjadi indonesia, perhelatan asian agmes begitu megah
BalasHapusNumpang komentar ya Bu. Kalau ibu perhatikan banyak relawan kontingen kebaikan yg membawa kantong sampah berwarna putih berlogo Aqua Danone itu buksn ksntong sampah biasa karena dibuat dari tepung singkong murni sehingga sangat ramah lingkungan. Kami supply ke Aqua 4.000 pcs utk relawan Asian Games. Jika berminat lebih jauh, sialakan hubungi saya di nomor WA 082146566544 (Cassaplast Bioplastic)
BalasHapusSip makasih infonya mas Iwan
Hapus